KUNINGAN
(MASS) – Banyak hal lain yang ditanyakan para jurnalis kepada para pimpinan
DPRD dan Sekretaris DPRD Kuningan dalam jumpa pers, Senin (21/12/2020). Mulai
laporan Nuzul Rachdy ke BK (Badan Kehormatan), isu rapid fiktif, maupun isu
kunker fiktif.
Sejumlah
masalah tersebut dijawab oleh para pimpinan dewan meskipun hanya sekilas.
Sedangkan Sekretaris dewan HM Nurdijanto tampak hanya diam di tempat duduknya,
di samping Ketua DPRD Nuzul Rachdy.
“Kalau
masalah laporan BK, pertanyaannya seharusnya ke BK, bukan ke kita,” kata H
Ujang Kosasih.
Meskipun
jabatannya koordinator BK, Ujang mengatakan bahwa koordinator hanya menerima
laporan saja. Sedangkan untuk materi tidak ikut campur. Sehingga ia mengarahkan
untuk menanyakannya ke ketua BK.
Namun ketika
ditanyakan kepada Nuzul Rachdy selaku pelapor menyangkut tindaklanjut BK, Zul
menjawab sudah verifikasi. Namun tidak lama kemudian, Zul terlihat menghentikan
jumpa pers.
Begitu juga
saat disusul pertanyaan soal isu dugaan rapid fiktif dan kunker fiktif, jawaban
mereka hanya sekilas saja. “Saya gak tau,” jawab Nuzul Rachdy.
“Gak ada
(rapid fiktif). Itu hoax. Pak sekwan sendiri yang melakukan komunikasi dengan
rumah sakitnya,” kata Dede Ismail dan Ujang Kosasih.
Deis
menambahkan, rapid test itu merupakan kebutuhan. Bahkan sehabis pulang kunker
dari luar pulau, dilaksanakan rapid test kembali.
Sedangkan
menyangkut isu dugaan kunker fiktif, mereka keburu menyetop jumpa pers.
Sementara rumor sebelumnya, terdapat anggota legislatif yang tidak ikut
kunker ke luar pulau tapi menggunakan uang perjalanan dinasnya.
Bantahan
tidak ada dugaan tersebut bercampur dengan jawaban dugaan rapid tes fiktif. Itu
dilontarkan para pimpinan dewan, sedangkan Sekwan HM Nurdijanto tampak memilih
diam, menyerahkannya kepada pimpinan. (deden)