KUNINGAN (MASS) 0 Terhitung hingga tanggal 21 Januari 2021, tim AIS Ditjen
Aptika Kemenkominfo telah mendeteksi total 81 isu hoaks terkait Covid-19 yang
tersebar pada berbagai platform.
Hoaks terkait Covid-19 biasanya menyasar pada sebaran, penyebab, penularan,
penanganan, lockdown, obat, dan dampak.
Mesin Pengais Konten Negatif (AIS) adalah mesin crawling otomatis yang
terletak di ruang Cyber Drone 9 Lantai 8 Gedung Kominfo.
Mesin yang sudah dioperasikan sejak tanggal 3 Januari 2018 ini dioperasikan
oleh tim yang terdiri dari 106 orang yang bekerja maksimal 24 jam non stop
dengan sistem 3 shift.
Sebagai sistem pemantauan proaktif untuk penanganan konten internet
bermuatan negatif, Mesin AIS bekerja dengan cara mengais (crawling) dan
mengklasifikasi (jutaan) tautan yang terdeteksi mengandung konten negatif.
Hasil pemantauan akan
ditindaklanjuti dengan penanganan berupa pemblokiran akses, penonaktifan
konten, serta diteruskan ke instansi terkait.
Kepala Seksi Pemblokiran Konten Internet Ilegal Kominfo, Taruli,
menjelaskan Tim AIS bekerja selama 24 jam dan terbagi atas tiga shift per
harinya.
Tugas pokok dari Tim AIS mulai dari penerimaan dan pengelolaan
laporan Aduan Konten dari masyarakat dan instansi; pemblokiran konten internet
negatif; serta pembatasan akses internet dan media sosial.
"Tim AIS juga menghasilkan
laporan harian isu trending media sosial; analisa isu populer; dan analisa
tagar," tuturnya.
Selain itu Tim AIS juga bekerja untuk melakukan profiling, patroli siber,
dan membuat laporan isu hoaks.
"Kami juga melakukan verifikasi akun sosial media instansi atau K/L;
analisa e-Commerce atau perdagangan online serta penanganan khusus konten
terorisme/radikalisme Tambah Taruli.
Selain itu ada tujuh upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi berita atau
isu hoaks yang semakin meningkat di masa pandemi Covid-19.
Penanganan hoaks tidak hanya harus menyoal pemblokiran, tapi lebih penting
lagi untuk jangka panjang ialah bagaimana menyiapkan SDM Indonesia agar
memiliki imun terhadap hoaks.
Untuk itu ada beberapa upaya menyiapkan setidaknya ada tujuh upaya
mengatasi hoaks terkait Covid-19, yaitu:
1.Hati-hati dengan berita provokatif dan sensasional (jika ada berita yang
membuat kita marah, kita harus curiga);
2.Cermati sumber berita, apakah situsnya terpercaya;
3.Periksa faktanya, apakah beritanya berimbang atau apakah hanya berasal
dari 1 sumber saja (semakin banyak sumber maka akan semakin besar kemungkinan
berita tersebut dapat dipercaya);
4.Cek keaslian foto/video (cek pada Google Images);
5.Ikuti akun-akun/forum terkait aktivitas cek fakta, hoaks buster, dan
gunakan aplikasi terkait layanan informasi resmi dari pemerintah terkait
Covid-19 (Covid19.go.id, Covid19.bnpb.go.id, aplikasi PeduliLindungi, serta
akun resmi Kemenkes dan Kominfo);
6.Sabar dan terbuka; dan
7.Kurangi asupan informasi yang meragukan, selalu optimis dan lakukan hal
produktif.
Dalam internet khususnya pada media sosial, telah dibentuk suatu algoritma
yang akan secara otomatis mengelompokkan kita berdasarkan kesukaan atau
kesamaan.
Contoh jika kita sering membaca suatu berita hoaks disuatu platform media
sosial, maka yang akan ditampilkan dalam lini masa kita pasti berita-berita
terkait hal tersebut. Fenomena ini biasa disebut dengan fenomena echo chambers.
mengenai fitur sharing yang ada pada platform media sosial (pesan singkat).
Sebelum melakukan sharing harus memenuhi empat aspek/poin agar terhindar dari
berita hoaks, yaitu:
1.Cek kebenaran berita;
2Manfaat (apa berita tersebut
bermanfaat);
3.Penting (apa berita tersebut penting
untuk diketahui orang lain); dan
4.Mendesak (apa berita tersebut mendesak
sehingga harus dibagikan ke orang lain).
Jika sudah mewakili empat aspek/poin tersebut silahkan untuk dibagikan.
Namun jika hanya memenuhi sebagian sebaiknya tidak dibagikan dan cukup berhenti
dikita saja.
Perlu diketahui rata-rata penduduk di Indonesia menghabiskan waktu 8,5
jam/hari untuk mengakses internet, dan meningkat 20-40% di masa physical
distancing.
Peningkatan pemakaian internet tersebut membuat potensi masyarakat
mengkonsumsi berita-berita hoaks meningkat.
Kita sebagai warganet untuk terus membantu kampanye pencegahan
Covid-19, yaitu dirumah saja, dilarang berkerumun, dilarang berdekatan, cuci
tangan pakai sabun, isolasi mandiri dengan menggunakan telemedicine, tidak
mudik, dan tidak piknik.(agus)